Jumat, 06 Januari 2012

Puisi Cinta Hanya Untukmu

Aku dan makna
Aku mengukir garis lengkung di bibirku
Isyaratkan rona2 hati merah muda…
Begitu lembut membelai jantungku..
Seperti ketika kehidupan berikan nyaman di waktuku..
Aku mengukir tanya di benakku..
Isyaratkan pikir yang menuntut kepastian..
Mendesak hebat menyesakkan dadaku
Seperti ketika awan gelap curahkan hujan…
Wahai kau sebuah makna..
Berikan aku setitik terang tuk langkahku…
Ketika ku ingin menggapaimu..
Dan berbisik..aku mencintaimu tanpa syarat

Manusia dan Penderitaan



TUGAS KELOMPOK ILMU BUDAYA DASAR
KELAS 1EA06
1.     Arif Adhi Wibowo (11211128)
2.    Ellya Fitri Utaminingsih (12211413)
3.    Nur Anugerah Prasetyo (15211286)
4.    Rissa Rismayanti (16211282)
5.       Satrio Adi Nugroho (16211637)


 MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Yang termasuk penderitaan itu adalah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Baik dalam Al-Qur’an maupun dalam kitab suci agama lain, banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaaan. Tetapi, umumnya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Misalnya dalam surat Al-insyiroq (6) dalam kitab A-Qur’an dinyatakan “manusia ialah makhuk yang hidupnya perjuangan.” Maksud ayat tersebut adalah bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa taqwa kepada Tuhan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Dalam kehidupan, penderitaan manusia telah menjadi salah satu gagasan atau tema karya filsafat atau karya seni sepanjang masa.
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdiran bukan hannya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-orang di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan.
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci sebagai berikut:  a) Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan sekitarnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. b) Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
1.nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
   1. gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rokhani
   2. usaha mempertahankan diri dengan cara negative
   3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
   1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
   2. terjadinya konflik sosial budaya
   3. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :
   1. agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
   2. regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
   3. fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
   4. proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
   5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
   6. narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
   7. autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
   1. kota – kota besar
   2. anak-anak muda usia
   3. wanita
   4. orang yang tidak beragama
   5. orang yang terlalu mengejar materi
Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan. Bahkan pandangan yang agak awam sering mangatakan bahwa karya-karya besar bidang filsafat dan seni lahir dari kandungan penderitaan. Epos Mahabharata dan Ramayana merupakan cerita yang penuh penderitaan.
Dalam Epos Mahabharata, kita dihadapkan kepada perbuatan manusia moral, tamak, dengki, sombong, dan sebagainya. Begitu juga dalam Epos Ramayana, kita dihadapkan kepada manusia yang bermoral, mempunyai harga diri, bersikap tegas, berani karena benar, dan takut karena salah. Juga kita dihadapkan kepada jiwa wanita yang sangat setia dan berbakti kepada suami, berpendirian teguh, percaya pada diri sendiri.
Ada juga penderitaan yang memberikan hikmah, contohnya adalah penderitaan Nietzche (1844-1900), seorang filsuf Rusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyediri, membaca, dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia Berdijev (1874-1980). Sebelum ia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Selain itu, perkembangan dan penyebaran teknologi modern telah menyebabkan penderitaan meluas dengan cepat. Peristiwa-peristiwa yang menyengsarakan manusia disebarluaskan secara cepat lewat berbagai media massa, dan dalam waktu yang hampir bersamaan beratus ribu manusia boleh ikut merasakannya. Penderitaan manusia jelas merupakan salah stu perhatian utama media massa dimanapun, barangkali sebab penderitaan merupakan segi kehidupan yang paling mudah dkomunikasikan.
Penderitaan yang diungkapkan dalam karya seni tidak hanya terbatas pada akibat musibah, tetapi juga kemiskinan. Umumnya, kemiskinan dituduh sebagai sumber penderitaan. Miskin berarti tersisih dari nasib baik dan komunikasi wajar dengan lingkungan. Tiadanya komunikasi wajar dengan lingkungan itulah yang sering menjadi sumber penderitaan orang-orang. Penderitaan semacam itu terjadi dalam batin, meskipun tidak jarang merupakan akibat dari kemiskinan.
Penderitaan batin inilah sebenarnya yang sering disuratkan dan disiratkan seniman dalam karyanya, namun kebanyakan yang terungkap adalah penyebabnya, yakni kemiskinan.
Penderitaan sebagai pengalaman batin memang menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia. Penderitaan manusia yang barang kali tak tertahankan adalah oleh hilangnya hubungan dengan lingkungan.
Penderitaan semacam itu hampir tidak mungkin kita jumpai dalam karya seni populer, apalagi dalam media massa. Ia hanya bisa diungkapkan oleh seniman berbakat yang memiliki kepekaan dalam mengamati kehidupan manusia. Dalam kenyataannya seperti juga dalam karya seni, penderitaan batin bisa tak tertahankan lagi oleh seseorang dan menyebabkan bunuh diri, membunuh orang lain, atau hilang akal. Namun demikian, keadaan tersebut tidak bisa diungkapkan dengan cara-cara pengungkapan dan tanggapan yang sentimentil tidak akan berhasil memberikan pengalaman baru yang kongkret dan berharga padahal sebenarnya penderitaan bisa merupakan sumber untuk keluasaan dan kearifan.